1. Sejarah Perkembangan Neurosains
Neurology dimulai ketika Cajal, ilmuwan Spanyol ( pemenang Nobel 1906/ menemukan 4
doktrin Neuron sebagai berikut:
a.
Sel saraf, sebagai unit sinyal dan blok pembentuk dasar otak
disebut neuron. Neuron
terdiri dari dendrite, badan sel dan axon. Dendrit adalah tunas dari badan sel
yang menerima sinyal dari sel lain. Badan sel berupa selaput ( membrane) yang
berisi nucleus (DNA). Axon yang
terbentuk garis panjang dari badan sel adalah elemen yang menyampaikan
informasi dendrite sel lain melalui terminal axon.
b.
Terminal axon menyampaikan informasi kedendrit sel lain di sinepsi, yaitu celah antara
axon dengan dendrite sel lain. Sinepsi sebelum celah disebut presinaptik, dan
sesudahnya disebut post sinaptik.
c.
Neuron membentuk sinapsis dan berkomunikasi dengan sel saraf tertentu saja.
d.
Sinyal dalam neuron berjalan kesatu arah saja, yaitu dari dendrit ke
badan sel, axon, presinaptik,
menyeberang celah sinaptik, dan dendrite sel beikutnya. Selanjutnya ditemukan bahwa neuron
terdiri dari neuron (syaraf) sensorik, yaitu yang menerima rangsangan dari
luar, neuron motorik, yang mengendalikan kegiatan kegiatan sel otot, dan
interneuron, yang menjadi perantara diantara kedua neuron.
Charles
Sherrigon menemukan
bahwa neuron tidak hanya dapat bersifat aktif (mengirimkan sinyal 0, tapi
juga ada yang menggunakan terminal untuk menghentikan sel penerima
menyampaikan informasi, atau bersifat penghambat
(inhibitory), sehingga
tindakan system syaraf ditentukan oleh integrasi kedua hal ini.
Selanjutnya Luigi
Galvani ( 1971 )
dan kemudian Herman Von Helmhotz ( 1859 ) menemukan bahwa terdapat
aktivitas listrik pada sel-sel otot binatang dan bahwa axon menggunakan listrik
sebagai alat untuk menyampaikan informasi sensorik dari luar ke spinal cord (
urat syaraf tulung belakang ) dan otak perintah dari otak ke otot. Pengukuran
Helmhotz menunjukan bahwa kecepatan kawat metal menunjukkan bahwa kecepatan
kawat metal menyampaikan pesan ( sinyal ) 186 ribu / detik sedangkan axon 90
kai/detik, namun bersifat aktif, untuk memastikan bahwa sinyal akan sampai dan
tidak menurun kekuatannya. Hal ini disebut potential atau energi potensial.
Edgar Douglas Adrian ( pemenang Nobel 1932 dengan
Sherrigon ) menemukan bahwa bentuk, amplitude dan kekuatan energi potensial
yang dihasilkan satu sel syaraf adalah sama, yang membedakannya hanya
insensitasnya. Dengan
demikian suatu stimlus yang kuat dari infosensorik akan meningkatkan jumlah
energi potensial perdetik.
Bernstein ( 1920 ) menunjukan bahwa energi
potensial ditimbulkan oleh perbedaan ion antara yang terdapat di dalam dan
diluar selaput sel, karena selaput sel memiliki saluran ( channel ) yang
memungkinkan ion potassium positif mengalir dari dalam sel dalam membrane
keanykan ion negative.
Bedasarkan penelitian terhadap
neuron cumi, Alan Hodgkin dan Huxley ( pemenang Nobel 1963 ) dan Katz
menemukan baha energi potensial terbentuk karena masuknya ion sodium
positif mengubah voltase internal sel dan menghasilkan upstroke, pada
saat hampir sama saluran potassium terbuka dan ion potassium kelur dari
sel, menhasilkan downstroke sehingga sel kembali pada voltase semula. Setiap
energi potensial menjadi sel punya lebih banyak sodium di dalam , namun
dikurangi dengan adanya protein yang mengangkut kelebihan ion sodium keluar.
Setiap energi potensial menghasilkan aliran yang mengatifkan wilayah sebelahnya
secara berantai, dengan cara ini maka sinyal dari pengalaman isual, motorik,
pikiran atau memori dikirim dari satu neuron lainnya.
Pada Oktober 2004, sekelompok
ahli yang menekuni riset-riset otak berkumpul disebuah pegunungan, didharmasala
India. Ini bukan pertemuan biasa, sekalian dilakukan dalam bentuk diskusi
ringan sebari rekreasi . Pesertanya bukan orang sembarangan ahli otak kelas
dunia berkumpul membicarakan lihwal tentang otak,terutama kaitannya dengan
meditasi dan rileksasi.pertemuan tersebut membicarakan topic perihal
neuroplastisitas adalah kemampuan sel-sel saraf mengubah diri. Ini adalah soal
kapasitas otak untuk berubah, baik karena pengaruh sengaja dari luar maupun
karena perubahan metabolisme dalam otak .
Menurut Balai lama, yang
kemudian disetujui oleh para periset yang meneliti soal itu, otak bukanlah
elemen tubuh yang statis, yang sudah jadi sehingga tidak bias berubah.
Persoalannya kemudian adalah apa yang dapat dilakukan untuk dapat mengubah “
mesin supercanggih” ini perubahan otak tidak mungkin terjadi tanpa
intervensi serius, sistematis, dan terutama latihan-latihan mental. Potensi
otak untuk berubah sangat tak terbatas , bahkan boleh dikatakan tidak terukur.
Pada saat yang hampir
bersamaan, di laboratorium Biomolekul Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta,
pernah dilakukan penelitian dalam bidang neuronatomi ( Neurosains).
Otak dalam skala kecil ,
yakni bagaimana stress mempengaruhi otak. Peneliti pernah melihat apa yang
terjadi pada otak tikus putih ( Rattus
norvegicus ) setelah dipaparkan stress dalam jangka waktu tertentu. Yang
saya lihat adalah perubahan pada jumlah “
penerima “ ( istilah
ilmiahnya : respoter) dari zat penhantar informasi di otak ( istilah ilmiahnya : Neuorotranmitter )
yang bernama dopamine, sudah jadi pakem dalam brainsains bahwa informasi dapat
berlanjut di otak karena adanya perikatan antara respoter dan
neurotransmiternya. Setiap neurotransmitter memiliki reseptor khusus, bahkan
sebuah resepoter pun meiliki berbagai varian yang berbeda dengan yang ada
dibagian yang lain tubuh, seperti pada pembuluh darah . Nah, perbedaan variasi resepoter inilah yang
membedakan efek dari sebuah neurotransmitter. Bagian-bagian otak tidak saja
berbeda dalam bentuknya, tetapijuga kandungan bahan organiknya, tetapi juga
kandungan bahan inorganic didalamnya. Misalnya ,ada zat bernama enzim yang ada
pada satu tempat, tetapi tidak ada pada tempat yang lain.
Oleh karena itu, sekalipun
yang sama karena pengaruh enzim ini, hasil akhir akan menjadi lain. Perbedaan
enzim, reseptor, neuorotransmiter, dan segala zat kimia otak inilah yang
membedakan otak saya dan anda, antara otak sehat dan otak sakit, antara normal
dan nirnormal. Dalam brainsains, anda dan saya berbeda secara bermakna pada
kadar zat-zat ini. Terlebih spesifik pada gen yang mengode zat-zat
ini.Sekalipun secara makroanatormi otak kita tampak sama .
Dari penelitian sederhana yang
dilakukan, peneliti menjumpai adanya perbedaan bermakna dalam kadar resptor
antara tikus yang diberi stresor dan tikus yang enjoy tanpa stresor .
Ringkasnya, intervensi dari luar ( berupa stresor ) sanggup mengubah struktur
otak, terutama pada kadar resepter dan neurotransmitter. Kita,boleh
jadi tidak menemukan perubahan bermakna pada otak yang dibedah sekalipun
berasal dari dua orang yang berbeda, antara orang sakit dan orang sehat ,
antara orang Jawa dan Jawa-Tondano ( salah satu suku di Minahasa ), antara 2
ekor tikus sehat yang disayat-sayt otaknya.
Perubahan pada otak memang
terjadi pada level miskropik, yang hanya dapat diamati dengan alat dan cara
khusus. Saya, misalnya menggunakan “cat” khusus (istilah ilmiahnya: cat
imunohistokimia ) yang dibeli di Jepang Karen atidak dijual di Indonesia (
untuk diketahui : setetes”cat” ini harganya lebih dari dua juta rupiah).
Oleh karena itu, jangan heran jika orang sehat dan tidak sehat relative
memiliki struktur makro yang sma. Plastistas otaklah yang membedakan bagaimana
dank e mana otak kita berubah.
Harapan , keinginan, dan
kemampuan pun dapat mengubah struktur otak kita. Sebuah riset yang dilakaukan
pada kera-kera Afrika membukti hal ini . Para periset mengukur kadar zat kimia
otak bernama serotonin, pada kera-kera yang direkayasa menjadi pemimpin dan
anak buah dalam satu kelompok kecil kera Afrika. Apakah status social bisa
mengubah serotonin otak ? Pemempin kelompok memiliki kadar serotin
tinggi, sementara para pengikutnya rendah, Namun, ketika struktur kepemimpinan
itu fikocok, dibikin sebaliknya, maka kadar serotin pun berubah mengikuti
perubahan status. Kera-kera ini menjadi agresif dan berkelahi satu sama
lainnya.
Anda bisa bayangkan bagaimana
jadinya kera yang dahulu dianggap bos kini menjadi anak buah, dan dahulunya
anak buah kini menjadi bos ( tidak usah heran kalau ada pejabat yang dicopot
dari jabatannya tiba-tiba menjadi gampang marah, sangat sensitif ,mudah curiga
dan agresif ,tidak heran jua kalau ada orang-orang biasa yang berjiwa keras,
agresif dan mudah tersinggung, kemudian menjadi sedikit tenang, sedikit
agresif, dan sedikit pemarah ketika menjadi pemimpin atau orang kaya.
2.
Bagaimana
Otak Bekerja
Otak bekerja dengan
menggunakan prinsip sirkuit, bukan kerja sendiri. Sebuah fungsi dapat terjadi
karena semua bagian otak bekerja dalam sebuah sirkuit canggih. Setiap bagian
menyumbang kelebihannya masing-masing dalam sirkuit ini. Misalnya, fungsi
spiritual dapat terjadi karena seluruh bagian otak memberikan sumbangsih dalam
sebuah “ sirkuit spiritual” yang dapat melahirkan perasaan mistis atau
perasaan tertentu yang berkaitan dengan rasa damai dan nyaman. Oleh karena itu,
sekalipun tersedia peranti otak untuk mengakses “ kehadiran “ Tuhan,
kalau sirkuitnya tidak terbentuk,maka “kehadiran “ itu juga menjadi
tidak bermakna; bagaikan data yang tersebar disana-sini dan belum membentuk
informasi,apalagi pengetahuan. Sirkuit hanya akan terbentuk jika dia dirangsang
terus melalui mekanisme plastisitas otak.
Sirkuit otak bekerja dengan
mengikuti prinsip-prinsip dibawah ini, yang berkembang dalam rentang waktu
panjang kehidupan manusia:
a.
Prinsip resiprokal.
Setiap sel saraf meluas membentuk juluran-juluran
(disebut juluran) ketika mereka bermigrasi, bahkan sebelum terjadi migrasi sel,
pada saat awal-awal tumbuh manusia. Migrasi sel saraf diarahkan oleh zat kimia khususnya untuk mencapai
organ target. Pada otak dewasa, sirkuit-sirkuit ini dicirikan oleh
hubungantimbal balik antara sel saraf. Beberapa sirkuit berhubungan secara
langsung. Pada beberapa sel saraf lain, sirkuit itu terjadi secara langsung,
tetapi melalui perantara saraf. Hubungan thalamus dengan korteks cerebri
merupakan contoh hubungan resiprokal..
b.
Hubungan bersifat konvergen atau divergen.
Disebut koneksi divergen bila
penghantar iformasi berasal dari sebuah kelompok ( diskret ) menuju kesejumlah
sel saraf yang tersebar dibeberapa tempat yang berbeda. Contoh system divergen
adalah lokus coeruleus – sekelompok sel saraf pembentuk zat kimia
noradrenalin (sesuku dengan adrenalin ) yang ada dibatang otak yang
mengirimkan julurannya ke korteks cerbri dan beberapa bagian yang
kemudian memproyeksikan diri ke suatu sel saraf atau lokasi tertentu. Misalnya,
juluran yang berasal darikonteks entorhinal dari korteks cerebri diproyeksikan
ke korteks entorhinal yang ada lobus temporal medius.
c.
Susunan serial atau parallel atau keduanya.
Misalnya, masukan visual dari retina
mata mencapai otak dalam susunan serial dan parallel. Mula-mula masukan mata
mencapai retina, kemudian menuju corpus geniculatum laterale, lalu ke korteks
visual primer. Susunan ini bersifat serial. Dari korteks, visual kemudian
disebarkan secara paralel tempat di otak. Susunan parallel untuk daerah
visual ini berkaitan dengan pemahaman apa yang dilihat dalam koteks gerak (motion) dan bentuk (form). Tiga komponen yang
dilihat ini diproses secara paralel dikorteks cerbri.
d.
Fungsi-fungsi spesifik.
Daerah-daerah di otak di khususkan pada
fungsi-fungsi tertentu. Misalnya, kerusakan pada virus frontal interior kiri (otak bahasa kiri) mengakibatkan
kerusakan dalam produksi kata-kata. Namun, karena proses berbahasa adalah
fungsi yang kompleks, maka kerusakan bahasa tidak hanya bergantung pada area
ini saja . Koneksi divegen dan konvergen, serta tersusun serial danparalel,
mungkinkanfungsi bahasa lain tidak terganggu. Karena itu, neuropsikiatris
( keluhan maupun gejala yang ditampilkan ) tidak bisa dilihat dari daerah otak
saja, tetapi keseluruhan koneksi yang saling memengaruhi secara timbal
balik.
3.
Fungsi Kedua Belahan Otak
No
|
Otak Kiri
|
Otak Kanan
|
1
|
Bahasa
|
Bentuk dan Pola
|
2
|
Logika
|
Daya Imajinasi / Visualisasi
|
3
|
Detail
|
Ritme dan Musik
|
4
|
Urutan Tahapan
|
Intuisi
|
5
|
Analisis Fakta
|
Sintesa
|
6
|
Pengaturan
|
Emosi
|
7
|
Perencanaan
|
Interpersonal
|
Penggunaan Fungsi Otak dan Gaya Pemikiran
yang distimulasikan
Kiri Kanan
-Logis - Konseptual
-Analistis - Idialitas
-Realitas - Visionari
-Faktual - Emosional
-Prosedural - Humanistis
-Praktis - Intuitif
-Organisatoris - Spiritual
Fungsi Motor Sensorik
Berkembang melalui kontak langsung dengan
lingkungan
Sistem Emosional – Kognitif
Berkembang melalui bermain, meniru, dan pembacaan cerita.
Kecerdasan Yang Lebih Tinggi
Berkembang jika dirawat dengan benar dan anak secara emosional
sehat.
Secara emosional, maka ia bebas
menggerakan bagian neokorteks yang lebih tinggi. Neokorteks terdiri dari 12-15
juta sel saraf, yang disebut neuron. Sel-sel ini dapat berinteraksi dengan
sel-sel lain elalui vibrasi disepanjang cabang-cabang, yang disebut dendrit .
Masing-masing neuron dapat berinteraksi dengan neuron-neuron disekitarnya yang
berari bahwa terjadi interaksi yang potensial antara sel-sel dalam satu otak
manusiadaripada atom-atom diseluruh alam semesta. Interaksi ini juga menentukn
kemampuan anda untuk belajar. Otak mempunyai jutaan sel saraf yang disebut
neuron, yang dapat berinteraksi dengan sel-sel lain di sepanjang cabang yang
disebut dendrit.
Lapisan
Otak
1.
(3 In 0ne ). Quantum learning Bobby De Porter
·
Otak
eptile ( Penjaga )
- Melindungi dari bahaya fisik
- Mengendalikan dunia fisik
·
Otak
limbik – Pengatur
- Mengatur system kekebalan
tubuh, hormone dan tidur )
- Mengendalikan dunia
emosional
·
Neo-conteks-Pemikir
- Bekerja dengan logika
- Menanggapi dengan pikiran
yang beralasan
- Mengendalikan dunia
kreaktif
Dalam buku
Multimid: A New Way of Looking at Human Behavior, Robert Ornstein (1986)
Menggambarkan beberapa cara pembelajaran sebagai system operasional otak. Ia
tidak berbicara tentang kecerdasan majemuk, yang diperkenalkan pertama kali
oleh Howard Gardner ( 1983 ) dalam Framers of Mind. Tetapi, Orientein,
yangmerupakan psikolog dan pakar neurobiologi, mengaggap otak sebagai organ
biologis dengan system majemuk yang berhubungan dengan struktur otak.
Saling berdampingan, dibalik kulit, di dalam tengkorak,
ada beberapa otak kecil spesifik, terpisah, dan bertujuan khusus kumpulan
bakat, kemampuan dan kapasitas khusus yang dimiliki setiap orang tersebut
tergantung sebagian pada bawaan lahir dan sebagian pada pengalaman. Ilusi kita
adalah bahwa diri kita, entah bagaimana, merupakan kesatuan, dengan tujuan
danaksi tunggal koheren. Oranglain
pun merupakan satu permukaan halus, yang tampak konsisten dan menyat. Akan
tetapi, itu adalah ilusi karena kita tersembunyi dari diri kita sendiri,
seperti kulit yang menutupi banyak organ berbeda yang hanya bias dilihat jika
penutup itu diangkat, kita buka satu diri yang tunggal.
4.
Cara
Kerja Otak Kiri dan Kanan
Konsep otak – Modular/pikiran
majemuk merupakan konsep relatif baru yang berkembang
secara tidak terduga dari riset pemisahan – otak ( spilt-brain) pada
tahun 1960-an. Saat itu, Joseph Bogen,
Roger sperry, dan mahasiswa doctoral yang mereka bombing, Michael
Gazzaniga dan Joseph LeDoux, menggunakan teknik 1940-an untuk mengendalikan
kejang,epilepsy pada beberapa pasen yang gagal diobati ( Gazzaniga, 1985 ).Pada beberapa
penderita epilepsy, mereka memotong serabut saraf – korpus kalosum-yang
menjembati kedua belahan otak, dan mendapati bahwa serangan kejang
menghilang ( Gazzaniga, 1985).
Bukan hanya itu, para peneliti terkejut mengetahui
bahwa belahan otak kiridan kanan berperilaku secara terpisah. Mereka mendapati
bahwa belahan kana dominant untuk tugas visual-konstruksional dan
beberapa,Damisio ( 1994 ) dan mitranya menemukan bukti yang mendukung bahwa
kedua belahan otak tidak simetris dala cara mereka memproses emosi. Yang
menarik riset pemisahan otak ini mengawli penggabungan bidang neurosains
dengan pendidikan.
Banyak peneliti menemukan bahwa manusia belum maksimal
dalam memakai otaknya baik untuk memecahkan masalah maupun menciptakan
ide baru. Hal ini tidak lepas dari sistem pendidikan yang berlaku saat ini yang
hanya berfokus pada otak luar bagian kiri. Otak ini berperan dalam pemrosesan logika,
kata-kata, matematika, dan urutan yang dominan untuk pembelajran akademis. Otak
kanan yang berusaha irama ,musik, gambar, dan imajinasi kreatif belum mendapat
bagianbsecara proporsional untuk dikembangkan. Demikian juga dengan sistem
limbik sebagai pusat emosional yang belum dilibatkan dalam pembelajran, padahal
pusat emosi ini berhubungan erat dengan sistem penyimpanan memori jangka
panjang. Lebih dari itu pemanfaatan seluruh bagian otak (whole Brain) secara terpadu belum diaplikasikan dengan
efektif dalam sistem pendidikan. Dalam dasawarsa terakhir ini, otak berhasil
dieksplorasikan secara besar-besaran dan menghasilkan kesimpulan bahwa sungguh
otak merupakan pusat berpikir, berkreasi, berperadaban, dan beragama, ( Taufiq, 2003 )
Sistem
pendidkan saat ini cenderung mengarahkan peserta didik untuk hanya menerima
satu jawaban itulah yang kemudian diajarkan oleh dosen dan guru untuk kemudian
diulangi oleh peserta didik dengan baik pada saat ujian. Tak ruang untuk
berpikir lateral, berpikir alternatif, mencari jawaban yang nyeleneh, terbuka.
Dan memandang kearah lain. Mungkin secara tak sadar kita sebagi pendidik maupun
orang tua telah banyak memasung potensi berpikir anak-anak dan menghambat
pengembqangan otaknya. Sistem pendidikan peradaban harus memungkinkan peserta
didik untuk mencampur-memisah, mengeraskan-melunakan, menebalkan-menipiskan,
menutup-membuka, memotong-menyambung sesuatu sehingga menjadi sesuatu yang
baru. Pada dasarnya suatu ide baru merupakan kombinasi dari ide-ide lama, dan
tak ada sesuatu yang betul-betul baru.
Telah terbukti bahwa selain memiliki kemampuan hebat untuk menyimpan informasi,
otak juga memiliki kemampuan yang sama hebat untuk menyusun ulang informasi
tersebut dengan cara baru, sehingga tercipta ide baru. Tantangan yang dihadapi
adalah bagaimana menerapkaan sistem pendidikan yang memungkinkan optimalisasi
seluruh otak sehingga penerimaan, pengolahan, penyimpanan, dan penggunaan
informasi terjadi secara efisien. Sangat inspiratif definisi pendidikan yang
tercantum dalam sisdiknas yaitu upaya sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Otak terletak dalam batok kepala dan melanjut menjadi
saraf tulang belakang medulla spinalis).
Berat otak kurang lebih 1400
gram atau kira – kira 2 ‰ dari berat badan. Tidak ada hubungan
langsung antara berat otak dan besarnya kepala dengan tingkat kecerdasan.
Otak bertambah besar, namun tetap berada dalam tengkorak sehingga semakin dalam
lekukan pertanda semakin banyak informasi yang disimpan, dan semakin cerdaslah
pemiliknya.
Secara antomis, bongkahan otak dapat dibagi menjadi
otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebellum), dan batang otak (brain stem).
Pembelajaran sangat berhubungan dengan otak besar, sedangkan otak kecil lebih
bertanggung jawab dalam proses koordinasi dan keseimbangan, dan batang otak
mengatur denyut jantung serta proses pernafasan yang sangat penting bagi
kehidupan. Dalam rangka mengkaji sistem pendidikan, otak besar akan lebih
banyak dieksplorasi. Di dasar lekukan ada sekumpulan serat yang menghubungkan
kedua belahan otak yang disebut dengan “ corpus callosum “.Apabila otak dibelah
secara vertikal, akan terlihat otak bagian luar ( cortex cerebrib) yang berwarna
abu-abu, dan otak bagian dalam yang berwarna putih.
Cortex cerebri mempunyai tiga fugsi yaitu : 1) sensorik yang berfungsi untuk
menerima masukan; 2) asosiasi yang bertugas mengolah masukan, dan 3) motorik
yang bertugas mereaksi masukan dengan gerakan tubuh (snell, 1996). Masukan
informasi dari luar ditangkap melalui panca indra baik pengelihatan,
pendengaran, penciuman, peradaban, maupun pengecapan, sebagai contoh apabila
telinga menerima masukan suaravmaka akan dibawa oleh saraf pendengaran
kepusatnya di cortex bagian samping. Selanjutnya masukan dikirim kedaerah
asosiasi untuk dicocokan makna katanya. Akhirnya dikirim kepusat bicara di
cortex depan untuk kemudian diperintahkan lidah dan telinga dan tangan
agar bertindak sebagai reaksinya. Semua proses tersebut disimpan digudang
memori dalam cortex untuk sewaktu-waktu dapat dipanggil kembali. Kejadian puluhan tahun yang lalu
yang diturunkan dari generasi ke generasi. Hal inilah yang kemmudian membentuk
insting dan reaksi tak terduga dari manusia jika berhadapan dengan hal yang
dahulu pernah dihadapi oleh nenek moyangnya (Goleman, 1997).
Otak menyimpan informasi dengan menggunakan asosiasi.
Apabila ada penguatan informasi lama dan penambahan informasi baru maka sel-sel
otak segera berkembang membentuk hubungan-hubungan baru. Semakin banyak jalinan
saraf terbentuk, semakin lama dan kuat informasi itu disimpan. Hubungan antara sel saraf terjadi di
sinaps yang mengubah energi listrik menjadi energi kimia dengan mengeluarkan
neurontransmitter. Energi kimia ini kemudian diubah menjadi menjadi energi
listrik kembali pada sel saraf berikutnya. Rangsangan yang terus menerus akan
mempercepat jalannya energi listrik di saraf, dan energi kimia di sanaps
sehingga akan membuat otak semakin segar. Inilah beda mendasar antara otak dan
komputer, meskipun komputer dirancang atas dasar kerja otak. Semakin digunakan
, komputer akan semakin aus, sedangkan otak semakin canggih karena mengikuti
hukum “ use it or lose it “ ( gunakan atau hilan ) seperti halnya otak dan
tulang ( Taufik, 1999 ).
Anand Krishna (2002)
menceritakan kisah menarik dimasa depan sekitar tahun2020 an, sewaktu organ
tubuh manusia mulai dijual di supermarket lengkap dengan buku pentujuk
pencangkokanya. Alkisah ada orang yang mengalami stroke ringan yang
mengakibatkan sedikit kerusakan dibagian otaknya . Daripada menjalani
fisioterapi, ia lebih memilih untuk membeli otak baru. Di counter bagian otak
ia melihat banyak otak. Ada yang harganya Rp. 25.000,- dan ada yang Rp.
25.000.000.000,- Ia bingung dan menanyakan kepada penjaga, mengapa
perbedaan harganya sampai ribuan kali lipat. Dijawab oleh penjaga bahwa yang
berharga Rp. 25.000,- itu milik seorang cendekiawan yang semasa hidupnya
banyak digunakan sehingga kapasitasnya menurun. Sebaliknya yang berharga Rp.
25.000.000.000,- itu milik seorang seniman yang banyak menggunakan rasa
sehingga masih dalam keadaan prima, seperti dan pantas kalau harganya mahal.
Otak menangkap semua rangsangan untuk dipahami ( dipersepsi ) melalui
cara kerja sel saraf, sirkuit saraf, dan neurotransmitter.
Eksplorasi otak selama era otak (Brain
Era) yaitu tahun 1980 – 2000 berhasil menunjukan fakta bahwa otak
menyediakan komponen anatomis untuk aspek rasional (Intelligence Quotient = IQ) aspek emosional (Emtional Quotient = EQ), dan aspek
spiritual (Spiritual Quotient = SQ).
Seperti diketahui bahwa dalam satu kepala memang ada tiga cara berpikir yaitu
rasional,emosional, dan spiritual. Penemuan mutahir dalam neurosains semakin
membuktikan bahwa bagian-bagian tertentu otak bertanggung jawab dalam menata
jenis-jenis kecerdasan manusia. Kecerdasan matematika dan bahasa berpusat di
otak kiri, meskipun untuk matematika tidak terpusat secara tegas di otak kiri,
sedangkan untuk bahasa tepatnya didaerah Wernicke dan Brocca. Kecerdasan musik dan spiritual berpusat pada
otak kanan. Kecerdasan kinestetik sebagaimana dimiliki oleh olah ragawan
berpusat di daerah motorik cortek cerebri. Kecerdasan
intra pribadi dan antar pribadi ditata pada sistem limbik dan dihubungkan
dengan lobus prefrontal maupun temporal ( Snell, 1996).
Setidaknya ada tujuh jenis kecerdasan yang dikemukakan oleh Gardner (1999 )
yaitu linguistik, matematika, spesial kinestik, musik, antar pribadi, dan
interpribadi. Selanjurnya Gaedner juga
menambahkannya lagi dengan tiga kecerdasan penting yaitu kecerdasan
naturalis, eksistensia, dan spiritual, Meskipun eksplorasi telah dilakukan
secara mengagumkan, namun masih banyak misteri yang belum terungkap. Dari apa
yang telah terungkap dirumuskan 10 Hukum
dasar otak ( Dryden, 2001 ) sebagai berikut :
·
Otak menyimpan informasi dalam
sel-sel sarafnya.
·
Otak mempunyai komponen untuk
menciptakan kebiasaan dalam berpikir dan berperilaku.
·
Otak menyimpan informasi dalam
bentuk kata, gambar, dan warna.
·
Otak tidak membedakan fakta dan
ingatan.Otak bereaksi terhadap ingatan sama persis dengan reaksinya terhadap
fakta.
·
Imajinasi dapat memperkuat otak
dan mencapai apa saja yang dikehendaki.
·
Konsep dan informasi dalam otak
disusun dalam bentuk pola – pola.
·
Alat indra dan reseptor saraf
menghubungkan otak dengan dunia luar.Latihan indra dan latihan fisik dapat
memperkuat otak.
·
Otak tak pernah istirahat.
Ketika otak rasional kelelahan dan tak dapat menuntaskan pekerjaan, otak
intuitif akan melanjutkannya.
·
Otak
dan hati berusaha dekat. Otak yang diasah terus-menerus akan menjadi semakin
bijak dan tenang.
·
Kekuatan
otak juga ditentukan oleh makanan fisik yang diterima otak.
Pada usia empat tahun, struktur otak bagian bawah
telah berkembang sebanyak 80 persen, dan kecerdasan yang lebih tinngi
mulai berkembang
Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar atau
Pembelajaran Neuroscience
Sebagai suatu teori pembelajaran
berbasis kemampuan otak (Neuroscience), tentu saja memiliki kelebihan dan
kelemahan.
Kelebihan-kelebihannya adalah sebagai berikut:
1.
Memberikan
suatu pemikiran baru tentang bagaimana otak manusia bekerja.
- Memperhatikan kerja alamiah otak si pebelajar dalam proses pembelajaran.
- Menciptakan iklim pembelajaran dimana pebelajar dihormati dan didukung.
- Menghindari terjadinya pemforsiran terhadap kerja otak.
- Dapat menggunakan berbagai model-model pembelajaran dalam mengaplikasikan teori ini. Dianjurkan untuk memvariasikan model-model pembelajaran tersebut, supaya potensi pebelajar dapat dibangunkan.
Kelemahan-kelemahannya
adalah sebagai berikut:
1.
Tenaga
kependidikan di Indonesia belum sepenuhnya mengetahui tentang teori ini (masih
baru).
2.
Memerlukan
waktu yang tidak sedikit untuk dapat memahami (mempelajari) bagaimana
otak kita bekerja.
3.
Memerlukan
biaya yang tidak sedikit dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang baik
bagi otak.
4.
Memerlukan
fasilitas yang memadai dalam mendukung praktek pembelajarant teori ini.
0 komentar:
Posting Komentar