Senin, 02 April 2012

Belajar Bukan Sekedar Formalitas

Artikel Pendidikan

Hakikat belajar merupakan suatu proses yang dilakukan individu untuk merobah perilakunya menuju kearah yang lebih baik sebagai hasil dari pembelajaran maupun pendekatan dengan lingkungan. Perubahan yang dikehendaki dari proses belajar tersebut adalah menjadikan individu berpendidikan guna mematangkan persiapan diri menuju masa depan yang penuh tantangan. Tak ada yang tahu, bagaimana kehidupan pada sepuluh maupun dua puluh tahun kedepan. Salah satu yang harus dipersiapkan menuju masa tersebut hanyalah belajar sebanyak-banyaknya untuk mendapatkan pengalaman serta pendidikan sebagai modal.

Banyak sekali orang-orang berpendidikan saat ini yang memiliki kehidupan yang layak dan tidak sedikit juga orang-orang yang tidak mau belajar akan terlunta-lunta dalam kemiskinan. Mungkin ada juga diantara sekian orang yang menganggap bahwa pendidikan itu tidak penting melainkan semuanya akan terpenuhi dengan uang yang dimilikinya. Hal ini harus juga diketahui bahwa uang akan memperbudak tuannya, bukan seperti pendidikan yang menjadikan tuannya sebagai raja.
Selama ini yang menjadi permasalahan bagi banyak orang adanya anggapan bahwa belajar hanya dilakukan di lingkungan formal seperti sekolah dan kampus saja. Lalu bagaimana dengan orang-orang yang tidak bisa mengenyam pendidikan seperti itu? Inilah yang menjadi dinding pemisah yang selama ini berada di dalam benak sekian banyak orang untuk selalu belajar dan belajar.
Sistem pendidikan seperti inilah yang membentuk masyarakat tersendiri dalam proses pendidikan dan memisahkan diri dari orang-orang yang sedang belajar. Seolah-olah pagar sekolah, usia tertentu dan waktu tertentu membatasi pemikiran mereka untuk selalu belajar. Dengan kata lain proses belajar di sekolah membentuk orang-orang khusus yang terampil dengan pembekalan berbagai ilmu dan keterampilan tertentu. Maka dengan itu orang-orang yang tidak berada didalamnya akan merasa tidak percaya diri dalam melakukan belajar.
Menanggapi hal itu sudah seharusnya semua orang mengetahui akan arti dari long life education yang bermakna pendidikan dan pembelajaran dilakukan seumur hidup. Mengenai hal ini pemerintah juga mencanangkan dalam kebijakan Negara Tap MPR No. IV/MPR/1970 JO. Tap No. IV/MPR/1978 Tentang GBHNyang menetapkan prinsip-prinsip pembangunan nasional yang salah satu isinya bahwa pendidikan itu berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam keluarga (rumah tangga), sekolah dan masyarakat. Tak hanya itu 14 abad yang lalu Rasulullah Muhammad SAW juga mengatakan bahwa proses belajar itu harus dimulai dari ayunan sampai nanti masuk liang lahat.
Dorongan belajar sepanjang hayat itu terjadi karena dirasakan sebagai kebutuhan. Dengan kata lain, pendidikan itu merupakan bagian integral dari hidup itu sendiri. Prinsip pendidikan seperti itu mengandung makna bahwa pendidikan itu lekat dengan diri manusia. Dengan pendidikan itu manusia dapat terus menerus meningkatkan kemandiriannya sebagai pribadi dan sebagai anggota masyarakat.
Setiap orang merasa butuh untuk mempertahankan hidup dan kehidupannya dalam menghadapi dorongan-dorongan dari dalam dan tantangan alam sekitar yang selalu berubah. Sepanjang hidup manusia memang tidak pernah berada di dalam suatu keadaan yang vakum. Mereka dituntut untuk mampu menyesuaikan diri secara aktif, dinamis, kreatif, dan inovatif terhadap diri dan kemajuan zaman.
Pendidikan seumur hidup itu tak sesulit yang dibayangkan karena dalam kegiatan sehari-hari manusia senantiasa untuk belajar. Belajar dari alam, dari orang lain, dari pengalaman dan belajar dari semua hal yang dapat dijadikan pengetahuan dan pemahaman baru. Untuk menerapkan pendidikan seperti itu ada empat cara belajar yang mesti kita lakukan.
Pertama, Learning to know. Ini berarti manusia memulai pembelajaran dengan tahap awal untuk mengetahui. Tuhan saja mengajarkan manusia pertamakalinya untuk mengetahui siapa tuhan yang menciptakan manusia dan tuhan yang wajib disembah.
Manusia dalam proses belajarnya dituntut untuk mengetahui. Namun, perlu dipahami dorongan manusia untuk mengetahui ada batasannya. Ada beberapa yang harus diketahui oleh manusia. Manusia harus mengetahui siapa pencipta dirinya. Setiap manusia harus bisa berfikir jernih untuk belajar mengetahui aturan-aturan yang digariskan tuhan untuk dirinya, karena keberadaan manusia di dunia berbeda dengan makluk lain selain manusia. Setiap manusia yang mempunyai akal juga harus mengetahui seluk beluk dirinya; Siapa aku, darimana aku, dan hendak kemana aku. Manusia harus belajar untuk mengetahuinya supaya bisa hidup dengan mematuhi aturan yang telah digariskan. Setiap manusia harus pula mengetahui bahwa dirinya tidak bisa hidup di dunia sendirian. Ia harus menyadari bahwa dirinya membutuhkan orang lain. Oleh karena itu manusia diharuskan mengetahui makluk lain di luar dirinya. Selain itu, ada juga yang tidak boleh untuk diketahui oleh manusia, misalnya; mencari tahu zat tuhan, mencari tahu keburukan orang lain, dan perbuatan buruk lainnya yang tidak sesuai dengan norma.
KeduaLearning To Do, merupakan belajar untuk melakukan apa-apa yang awalnya diketahui. Dalam hal ini manusia diharuskan untuk bisa beraktifitas dan berbuat. Manusia yang lahir sudah diharapkan untuk berbuat walaupun dengan menangis itu berarti ia telah berbuat yang bisa dia perbuat. Manusia yang dewasa sekalipun diharuskan untuk terus berbuat. Namun, tak semua perbuatan yang boleh dilakukan manusia, ada juga yang terlarang. Oleh sebab itu manusia harus belajar apa yang harus dilakukan dan apa yang terlarang untuk dilakukan.
KetigaLearning To Live Together, berarti mengharuskan manusia untuk belajar untuk hidup bersama dengan makluk lain yang berdampingan dengan dirinya. Oleh sebab itu, manusia disebut dengan makluk sosial. Ia tidak akan jadi manusia yang sesungguhnya jika tidak hidup berdampingan dengan sesama manusia dan makluk tuhan lainnya. Maka setiap individu harus bisa bekerja sama dan memberikan manfaat bagi manusia lainnya.
KeempatLearning To Be, mengharuskan manusia untuk menjadi sesuatu. Menjadi yang bagaimana? Tentunya menjadi sesuatu yang diridhoi oleh Tuhan yang menciptakn manusia. Manusia orang yang percaya dan beriman pada tuhannya akan senantiasa mematuhi peraturan yang telah digariskan agamanya. Dalam menjadi (to be), manusia telah dikadarkan ketentuannya untuk menjadi laki-laki ataupun perempuan. Dalam hal itu manusia menerima ketentuan Tuhan untuk bekerja menjadi petani, buruh, pegawai, nelayan dan sebagainya dalam batasan tertentu untuk menentukan nasibnya.
Empat proses pembalajaran di atas menuntun untuk bisa belajar di manapun dan kapanpun kita berada. Sesuai dengan konsep pendidikan seumur hidup bahwa pendidikan sebenarnya bukan hanya dalam lingkup sekolah. Jadi proses belajar sudah lumrah terjadi walaupun bukan dalam ruangan kelas. Pendidikan akan menjadi lentera pencerah kehidupan di masa yang akan datang baik dunia maupun di akhirat kelak. Sukses hidup di dunia hanya dengan ilmu, sukses hidup di akhirat juga dengan ilmu. Siapa yang ingin sukses kedua-duanya juga dengan ilmu. Mari terapkan belajar seumur hidup.

http://www.ganto.web.id/index.php?mod=artikel&kat=&id=240&judul=belajar-bukan-sekedar-formalitas.html

0 komentar:

Posting Komentar