13.42
A.
Pandangan Tentang BelajarPsikologi kognitif mengatakan bahwa perilaku manusia tidak
ditentukan oleh stimulus yang berada diluar dirinya, melainkan oleh faktor yang
ada pada dirinya sendiri. Faktor-faktor internal itu berupa kemampuan atau
potensi yang berfungsi untuk mengenal dunia luar, dan dengan pengenalan itu
manusia mampu memberikan respon terhadap stimulus. Berdasarkan pada pandangan
itu teori psikoloig kognitif memandang beljar sebagai proses pemfungsian
unsur-unsur kognisi terutama pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami
stimulus yang datang dari luar. Dengan kata lain,
aktivitas belajar manusia ditentukan pada proses internal dalam berpikir yakni
pengolahan informasi.Intisari dari teori belajar
konstruktivisme adalah bahwa belajar merupakan proses penemuan (discovery) dan
transformasi informasi kompleks yang berlangsung pada diri seseorang. Individu yang
sedang belajar dipandang sebagai orang yang secara konstan memberikan informasi
baru untuk dikonfirmasikan dengan prinsip yang telah dimiliki, kemudian
merevisi prinsip tersebut apabila sudah tidak sesuai dengan informasi yang baru
diperoleh . Agar siswa mampu melakukan kegiatan belajar, maka ia harus
melibatkan diri secara aktif.
B. Pembelajaran Aliran
Kognitif.
1. Pembelajaran menurut Jean Piaget.Prinsip utama pembelajaran.a. Belajar aktif
Untuk membantu perkembangan kognitif anak, kepadanya perlu
diciptakan kondisi belajar yang memungkinkan anak belajar sendiri, misalnya
melakukan percobaan. Manipulasi symbol-simbol, mengajukan pertanyaan dan mencari jawaban
sendiri, membandingkan penemuan sendiri dengan penemuan temannya.b. Belajar lewat interakksi
sosial.
Tanpa intraksi sosial, perkembangan kognitif anank akan tetap
bersifat egosentris. Sebaliknya lewat interaksi sosial, perkembangan kognitif anak
akan mengarah pada banyak pandangan dengan macam-macam sudut pandang dari
alternatif tindakan.
c. Belajar lewat
pengalaman sendiri.
Bahasa memang memegang peranan penting dalam perkembangan
kognitif , namun bila menggunakan bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi
tanpa pernah karena pengalaman sendiri makaperkembangan anak cenderung mengarah
pada verbalisme.
- Pembelajaran menurut JA Brunner
Dalam pengajaran disekolah, Brunner mengajukan bahwa dalam
pembelajaran hendaknya mencakup :·
Pengalaman-pengalaman optimal untuk mau dan
dapat belajar.
·
Pensturkturasi pengetahuan untuk pemahaman
optimal
Penyajian.
·
Cara penyajian ikonik
didasarkan atas pikiran internal.Pengetahuan
disajikan oleh sekumpulan gambar-gambar yang mewakili suatu konsep, tetapi
tidak mendefinisikan sepenuhnya konsep itu.·
Cara epenyajian simbolik
Penyajian simbolik dibuktikan oleh kemauan seseorang lebih
memperhatikan preposisi/ pernyataan daripada obyek-obyek yeng memberikan
struktur hirarkis pada konsep-konsep an kemungkinan alternative dalam suatu
cara kombinatorial
Ekonomi
Dalam penyajian suatu pengetahuan akan dihubungkan dengan
sejumlah informasi yang dapat disimpan dalam pikiran, dan diproses untuk
mencapai pemahaman.
Kekuasa kekuatan
Kuasa dari suatu penyajian juga dapat diartikan sebagai
kemampuan penyajian itu untuk menghubung-hubungkan hal-hal yang kelihatannya
dangat terpisah-pisah.
Perincian urutan
penyajian materi pelajaran.
Cara pemberian “reinforcement”.
3. Pembelajaran menurut David AusablePrinsip-prinsip pembelajaran :a. Pengaturan awal
Pengaturan awal dapat digunakan guru dalam membantu
mengaitkan konsep lama dengan konsep baru yang lebih tinggi maknanya.b. Deferen siasi
progresif.
Dalam proses belajar bermakna perlua ada pengmbangan dan evaluasi konsep-konsep. Caranya,
unsure yang paling umum dan inklusif diperkenalkan dahulu kemudian baru yang
lebih mendetail, berarti pembelajaran dari umum ke kuhsus.
c. Belajar super
ordinat
Adalah proses struktur kognitif yang mengalami pertumbuhan
kearah deferensiasi, terjadi sejak perolehan informasi dan diasosiasikan dengan
konsep dalam struktur kognitif tersebut.d. Penyesuaian
integrative.
C.
Teori Belajar Pengolahan Informasi1. Penampungan kesan-kesan penginderaan jangka
pendek (STSS)Komponen pertama system memori yang
berfungsi menerima informasi baru adalah pusat kemampuan kesan-kesan penginderaan/disebut
memori inderawi. Stimulus yang dapat membangkitkan perhatian.a. Stimulus Psiko
fisik (Psycohysical Stimulus)
Variasi intensitas,
ukuran, suara dan warna suatu stimulus dapat memunculkan respon tertentu.b. Stimulus emosional
(emotional stimulus)
Guru mamu
“mengkoordinasi” materi pembelajaran, maka akan mampu membangkitkan emosi siswa
yang pada akhirnya siswa cepat memahami pelajaran baru.c. Stimulus
kesenjangan (Diskrepant Stimulus)
Stimulus yang mampu
membangkitkan sebagian tergantung pada aspek kebaharuan, kompleksitas, dan
keunikannya.d. Manding stimulus
(Manding Stimulus)
Merupakan pernyataa
verbal yang memiliki konsekwensi tinggi.
- Memori Jangka Pendek (STM) dan memori kerja (WM)
Informasi yag diamati dan diperhatikan oleh seseorang akan
masuk kedalam memori jangka pendek (STM)atau memori kerja (WM). Melalui
penampungan penginderaan jangka pendek (STSS). STM adalah system penyimpanan
yang mampu menyimpan sejumlah informasi selama beberapa detik. Demikian pula
STM merupakan bagian dari memori dimana suatu informasi pada akhirnya
dipikirkan untuk disimpan. Apabila seseorang berhenti untuk memikirkan
informasi yang baru masuk, maka nformasi akan segera hilang dari STMnya.Keterbatasan kapasitas yang dimiliki STM juga memiliki
implikasi penting dalam pembelajaran.Guru tidak boleh terlalu banyak menyajikan
gagasan dalam sekali pembelajaran kecualijika gagasan itu diorganisir dengan
baik dan dihubungkan dengan informasi yang telah ada didalam LTM siswa,
sehingga STM mereka dengan bantuan LTMdapat mengkoordinasi seluruh gagasan
tersebut.
- Memori Jangka Panjang.
Teori belajar kognitif membagi memori
jangka panjang kedalam 3 bagian :a. Memori episodic
(Episodic memory)
Adalah memori
tentang pengalaman personal, yakni semacam gambaran mental mengenai sesuatu
yang telah dilihat /didengar.b. Memori semantic
(semantic memory)
Berisi tentang
fakta dan informasi tergeneralisasi yang telah diketahui sebelumnya,
konsep-konsep prinsip, dan cara menggunakan informasi tersebut, serta
keterampilan pemecahan masalah dan strategi belajar.c. Memori procedural
(procedural memory)
Menunju pad
apengetahuan tentang cara mengerjakan sesuatu, t erutama alam mengerjakan
tugas-tugas fisik. Jenis memori ini disimpan dalam serangkaian pasangan
stimulus-respon.
- Lupa dan
Ingat.
Salah satu alasan penting orang
mengalami lupa adalah karena faktor interferensi. Interferensi terjadi apabila
informasi bercampur dengan atau tergeser oleh informasi yang lain. Salah satu
bentuk interferensi adalah ketika orang mengalami hambatan dalam melakukan
rehersal atas informasi yang dimiliki karena adanya informasi lain.Interferensi ada 2 bentuk :
- Interferensi
tetro aktif terjadi apabila informasi yang telah dipelajari mengganggu
siswa dalam mempelajari infomasi berikutnya.
- Interferensi
proaktif, terjadi apabila informais yang baru dipelajari mengganggu
seseorang dalam mengingat informasi yang telah dipelajari sebelumnya.
Cara untuk
mengurangi interfernsi retro aktif.
- Konsep yang sama atau yang memiliki karakteristik sama hendaknya
tidak diajarkan dalam waktu yang berdekatan.
- Menggunakan metode pembelajaran yang berbeda dalam mengajarkan
konsep yang sama, menggunakan metode pembelajaran bervariasi dalam
mengajarkan konsep yang sama.
Bentuk pelancaran
dalam membangkitkan ingatan.a. Pelancaran proaktif
Yaitu seseorang
akan mengingat informasi sebelumnya apa bila informasi yang baru dipelajari
memiliki karakteristik yang sama.b. Penalaran retro
aktif.
Yaitu seseorang
yang mempelajari informasi baru akan memantapkan ingatan informasi yang telah
dipelajari. TEORI
KONTRUKTIVISMEA.
Pandangan
Teori Belajar KonstruktivismeSalah satu prinsip psikologi pendidikan adalah bahwa guru
tidak begitu saja memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi siswa yang harus
aktif membangun pengetahuan dalam pikiran mereka. Tokoh yang berperan pada
teori ini adalah Jean Piaget dan Vygotsky. Teori
Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif,
yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Beda dengan
aliran behavioristik yang memahami hakikat belajar sebagai kegiatan yang
bersifat mekanistik antara stimulus respon, kontruktivisme lebih memahami
belajar sebagai kegiatan manusia membangun atau menciptakan pengetahuan dengan
memberi makna pada pengetahuannya sesuai dengan pengalamanya. Pendekatan
konstruktivisme mempunyai beberapa konsep umum seperti:·
Pelajar aktif membina pengetahuan
berasaskan pengalaman yang sudah ada.
·
Dalam konteks pembelajaran, pelajar seharusnya membina
sendiri pengetahuan mereka.
- Pentingnya
membina pengetahuan secara aktif oleh pelajar sendiri melalui proses
saling mempengaruhi antara pembelajaran terdahulu dengan pembelajaran
terbaru.
teori ini ialah seseorang
membina pengetahuan dirinya secara aktif dengan cara membandingkan informasi baru dengan pemahamannya
yang sudah ada.
- Ketidakseimbangan
merupakan faktor
motivasi pembelajaran yang utama.
Faktor ini berlaku apabila seorang pelajar menyadari gagasan-gagasannya
tidak konsisten atau sesuai dengan pengetahuan ilmiah.
- Bahan
pengajaran yang disediakan perlu mempunyai perkaitan dengan pengalaman
pelajar untuk menarik minat pelajar.
Salah satu teori atau pandangan yang
sangat terkenal berkaitan dengan teori belajar konstruktivisme adalah teori
perkembangan mental Piaget yang merupakan bagian dari teori kognitif juga.
Teori ini biasa juga disebut teori perkembangan intelektual atau teori
perkembangan kognitif. Teori belajar tersebut berkenaan dengan kesiapan anak
untuk belajar, yang dikemas dalam tahap perkembangan intelektual dari lahir
hingga dewasa. Setiap tahap perkembangan intelektual yang dimaksud dilengkapi
dengan ciri-ciri tertentu dalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan. Misalnya, pada
tahap sensori motor anak berpikir melalui gerakan atau perbuatan (Ruseffendi,
1988: 132).B.
Pembelajaran Menurut Teori Belajar Konstruktivisme
Sebagaimana telah dikemukakan bahwa
menurut teori belajar konstruktivisme, pengetahuan tidak dapat dipindahkan
begitu saja dari pikiran guru ke pikiran siswa. Artinya, bahwa siswa harus
aktif secara mental membangun struktur pengetahuannya berdasarkan kematangan
kognitif yang dimilikinya. Dengan kata lain, siswa tidak diharapkan sebagai
botol-botol kecil yang siap diisi dengan berbagai ilmu pengetahuan sesuai
dengan kehendak guru.Sehubungan dengan hal di atas, Tasker (1992: 30)
mengemukakan tiga penekanan dalam teori belajar konstruktivisme sebagai
berikut. Pertama adalah peran aktif siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan
secara bermakna. Kedua adalah pentingnya membuat kaitan antara gagasan dalam
pengkonstruksian secara bermakna. Ketiga adalah mengaitkan antara gagasan
dengan informasi baru yang diterima.Wheatley (1991: 12) mendukung pendapat di atas dengan
mengajukan dua prinsip utama dalam pembelajaran dengan teori belajar
konstrukltivisme. Pertama, pengetahuan tidak dapat diperoleh secara pasif,
tetapi secara aktif oleh struktur kognitif siswa. Kedua, fungsi kognisi
bersifat adaptif dan membantu pengorganisasian melalui pengalaman nyata yang
dimiliki anak.Kedua pengertian di atas menekankan bagaimana pentingnya
keterlibatan anak secara aktif dalam proses pengaitan sejumlah gagasan dan
pengkonstruksian ilmu pengetahuan melalui lingkungannya. Bahkan secara spesifik
Hudoyo (1990: 4) mengatakan bahwa seseorang akan lebih mudah mempelajari
sesuatu bila belajar itu didasari pada apa yang telah diketahui orang lain.
Oleh karena itu, untuk mempelajari suatu materi yang baru, pengalaman belajar
yang lalu dari seseorang akan mempengaruhi terjadinya proses belajar tersebut.Berdasarkan hasil analisis Akhmad
Sudrajat terhadap sejumlah kriteria dan pendapat sejumlah ahli, Widodo, (2004)
menyimpulkan tentang lima unsur penting dalam lingkungan pembelajaran yang
konstruktivis, yaitu:a.
Memperhatikan dan memanfaatkan pengetahuan awal siswaKegiatan pembelajaran ditujukan
untuk membantu siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan. Siswa didorong untuk
mengkonstruksi pengetahuan baru dengan memanfaatkan pengetahuan awal yang telah
dimilikinya. Oleh karena itu pembelajaran harus memperhatikan pengetahuan awal
siswa dan memanfaatkan teknik-teknik untuk mendorong agar terjadi perubahan
konsepsi pada diri siswa.b.
Pengalaman belajar yang autentik dan bermaknaSegala kegiatan yang dilakukan di
dalam pembelajaran dirancang sedemikian rupa sehingga bermakna bagi siswa. Oleh
karena itu minat, sikap, dan kebutuhan belajar siswa benar-benar dijadikan
bahan pertimbangan dalam merancang dan melakukan pembelajaran. Hal ini dapat
terlihat dari usaha-usaha untuk mengaitkan pelajaran dengan kehidupan
sehari-hari, penggunaan sumber daya dari kehidupan sehari-hari, dan juga
penerapan konsep.c.
Adanya lingkungan sosial yang kondusif,Siswa diberi kesempatan untuk bisa
berinteraksi secara produktif dengan sesama siswa maupun dengan guru. Selain
itu juga ada kesempatan bagi siswa untuk bekerja dalam berbagai konteks sosial.d.
Adanya dorongan agar siswa bisa mandiriSiswa didorong untuk bisa
bertanggung jawab terhadap proses belajarnya. Oleh karena itu siswa dilatih dan
diberi kesempatan untuk melakukan refleksi dan mengatur kegiatan belajarnya.e.
Adanya usaha untuk mengenalkan siswa tentang dunia ilmiah.Sains bukan hanya produk (fakta,
konsep, prinsip, teori), namun juga mencakup proses dan sikap. Oleh karena itu
pembelajaran sains juga harus bisa melatih dan memperkenalkan siswa tentang
“kehidupan” ilmuwan.Pembelajaran kontruktuvisme
merupakan pembelajaran yang cukup baik dimana siswa dalam pembelajaran terjun
langsung tidak hanya menerima pelajaran yang pasti seperti pembelajaran
bihavioristik. Misalnya saja pada pelajaran pkn, tentang tolong menolong dan
siswa di tugaskan untuk terjun langsung dan terlibat mengamati suatu lingkungan
bagaimana sikap tolong menolong terbangun. Dan setelah itu guru memberi
pengarahan yang lebih lanjut. Siswa lebih mamahami makna ketimbang konsep C.
Ciri-Ciri Pembelajaran
Secara Kontruktivisme
Adapun
cirri-ciri pebbelajaran secara kontruktivisme adalah:·
Member peluang kepada
murid membina pengetahuan baru melalui penglibatan dalam dinia sebenarnya
·
Memperhitungkan kondisi
siswa sebagai panduan merancang pengajaran
·
Menyokong pembelajaran
secara kooperatif
·
Menggalakkan, menerima
daya usaha autonomi murid
·
Menggalakkan murid
bertanya dan berdialog dengan murid dan guru
·
Menganggap pembelajaran
sebagai suatu proses yang sma penting dengan hasil pembelajaran
·
Menggalakkan proses
inkuiri murid melalui kajian dan eksperimen
D.
Prinsip-Prinsip
Kontruktivisme
Secara
garis besar, prisip kontruktifisme yang di terapkan dalam belajar mengajar
adalah:·
Pengetahuan di bangun
oleh siswa sendiri
·
Pengetahuan tidak dapat
dipindahkan dari guru kemurid, kecuali hanya dengan keaktifan murid sendiri
untuk menalar
·
Murid aktif
mengkontruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep
ilmiah
·
Guru membantu sekedar
menyediakan saran agar proses kontrusi berjalan lancer
·
Menghadapi maslah yang
relevan dengan siswa
·
Sttruktur pembelajaran
seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan
·
Mencari dan menilai
pendapat siswa
·
Menyesuaikan kurikulum
untuk menanggapi anggapan siswa
Dari
semua itu hanya ada satu prinsip yang paling penting adalah guru tidak hanya
semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun
pengetahuan didalam benaknnya sendiri. Seorang guru dapat membantu proses ini
dengan cara-cara mengajar yang membuat informasi menjadi sangat bermakna dan
sangat relevan bagi siswa dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan mengajak siswa agar menyadari
serta menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar.
0 komentar:
Posting Komentar