Senin, 30 April 2012

Teori Pembelajaran Kognitif


A.    Pandangan Tentang BelajarPsikologi kognitif mengatakan bahwa perilaku manusia tidak ditentukan oleh stimulus yang berada diluar dirinya, melainkan oleh faktor yang ada pada dirinya sendiri. Faktor-faktor internal itu berupa kemampuan atau potensi yang berfungsi untuk mengenal dunia luar, dan dengan pengenalan itu manusia mampu memberikan respon terhadap stimulus. Berdasarkan pada pandangan itu teori psikoloig kognitif memandang beljar sebagai proses pemfungsian unsur-unsur kognisi terutama pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami stimulus yang datang dari luar. Dengan kata lain, aktivitas belajar manusia ditentukan pada proses internal dalam berpikir yakni pengolahan informasi.Intisari dari teori belajar konstruktivisme adalah bahwa belajar merupakan proses penemuan (discovery) dan transformasi informasi kompleks yang berlangsung pada diri seseorang. Individu yang sedang belajar dipandang sebagai orang yang secara konstan memberikan informasi baru untuk dikonfirmasikan dengan prinsip yang telah dimiliki, kemudian merevisi prinsip tersebut apabila sudah tidak sesuai dengan informasi yang baru diperoleh . Agar siswa mampu melakukan kegiatan belajar, maka ia harus melibatkan diri secara aktif.
 B.     Pembelajaran Aliran Kognitif.
 1.      Pembelajaran menurut Jean Piaget.Prinsip utama pembelajaran.a.       Belajar aktif
Untuk membantu perkembangan kognitif anak, kepadanya perlu diciptakan kondisi belajar yang memungkinkan anak belajar sendiri, misalnya melakukan percobaan. Manipulasi symbol-simbol, mengajukan pertanyaan dan mencari jawaban sendiri, membandingkan penemuan sendiri dengan penemuan temannya.b.      Belajar lewat interakksi sosial.
Tanpa intraksi sosial, perkembangan kognitif anank akan tetap bersifat egosentris. Sebaliknya lewat interaksi sosial, perkembangan kognitif anak akan mengarah pada banyak pandangan dengan macam-macam sudut pandang dari alternatif tindakan.
c.       Belajar lewat pengalaman sendiri.
Bahasa memang memegang peranan penting dalam perkembangan kognitif , namun bila menggunakan bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi tanpa pernah karena pengalaman sendiri makaperkembangan anak cenderung mengarah pada verbalisme.

  1. Pembelajaran menurut JA Brunner
Dalam pengajaran disekolah, Brunner mengajukan bahwa dalam pembelajaran hendaknya mencakup :·         Pengalaman-pengalaman optimal untuk mau dan dapat belajar.
·         Pensturkturasi pengetahuan untuk pemahaman optimal
*      Penyajian.
·         Cara penyajian ikonik didasarkan atas pikiran internal.Pengetahuan disajikan oleh sekumpulan gambar-gambar yang mewakili suatu konsep, tetapi tidak mendefinisikan sepenuhnya konsep itu.·         Cara epenyajian simbolik
Penyajian simbolik dibuktikan oleh kemauan seseorang lebih memperhatikan preposisi/ pernyataan daripada obyek-obyek yeng memberikan struktur hirarkis pada konsep-konsep an kemungkinan alternative dalam suatu cara kombinatorial*      Ekonomi
Dalam penyajian suatu pengetahuan akan dihubungkan dengan sejumlah informasi yang dapat disimpan dalam pikiran, dan diproses untuk mencapai pemahaman.*      Kekuasa kekuatan
Kuasa dari suatu penyajian juga dapat diartikan sebagai kemampuan penyajian itu untuk menghubung-hubungkan hal-hal yang kelihatannya dangat terpisah-pisah.*      Perincian urutan penyajian materi pelajaran.*      Cara pemberian “reinforcement”.
  3.      Pembelajaran menurut David AusablePrinsip-prinsip pembelajaran :a.       Pengaturan awal
Pengaturan awal dapat digunakan guru dalam membantu mengaitkan konsep lama dengan konsep baru yang lebih tinggi maknanya.b.      Deferen siasi progresif.
Dalam proses belajar bermakna perlua ada pengmbangan dan evaluasi konsep-konsep. Caranya, unsure yang paling umum dan inklusif diperkenalkan dahulu kemudian baru yang lebih mendetail, berarti pembelajaran dari umum ke kuhsus.
 c.       Belajar super ordinat
Adalah proses struktur kognitif yang mengalami pertumbuhan kearah deferensiasi, terjadi sejak perolehan informasi dan diasosiasikan dengan konsep dalam struktur kognitif tersebut.d.      Penyesuaian integrative.
 C.    Teori Belajar Pengolahan Informasi1.      Penampungan kesan-kesan penginderaan jangka pendek (STSS)Komponen pertama system memori yang berfungsi menerima informasi baru adalah pusat kemampuan kesan-kesan penginderaan/disebut memori inderawi. Stimulus yang dapat membangkitkan perhatian.a.       Stimulus Psiko fisik (Psycohysical Stimulus)
Variasi intensitas, ukuran, suara dan warna suatu stimulus dapat memunculkan respon tertentu.b.      Stimulus emosional (emotional stimulus)
Guru mamu “mengkoordinasi” materi pembelajaran, maka akan mampu membangkitkan emosi siswa yang pada akhirnya siswa cepat memahami pelajaran baru.c.       Stimulus kesenjangan (Diskrepant Stimulus)
Stimulus yang mampu membangkitkan sebagian tergantung pada aspek kebaharuan, kompleksitas, dan keunikannya.d.      Manding stimulus (Manding Stimulus)
Merupakan pernyataa verbal yang memiliki konsekwensi tinggi. 
  1. Memori Jangka Pendek (STM) dan memori kerja (WM)
Informasi yag diamati dan diperhatikan oleh seseorang akan masuk kedalam memori jangka pendek (STM)atau memori kerja (WM). Melalui penampungan penginderaan jangka pendek (STSS). STM adalah system penyimpanan yang mampu menyimpan sejumlah informasi selama beberapa detik. Demikian pula STM merupakan bagian dari memori dimana suatu informasi pada akhirnya dipikirkan untuk disimpan. Apabila seseorang berhenti untuk memikirkan informasi yang baru masuk, maka nformasi akan segera hilang dari STMnya.Keterbatasan kapasitas yang dimiliki STM juga memiliki implikasi penting dalam pembelajaran.Guru tidak boleh terlalu banyak menyajikan gagasan dalam sekali pembelajaran kecualijika gagasan itu diorganisir dengan baik dan dihubungkan dengan informasi yang telah ada didalam LTM siswa, sehingga STM mereka dengan bantuan LTMdapat mengkoordinasi seluruh gagasan tersebut. 
  1. Memori Jangka Panjang.
Teori belajar kognitif membagi memori jangka panjang kedalam 3 bagian :a.       Memori episodic (Episodic memory)
Adalah memori tentang pengalaman personal, yakni semacam gambaran mental mengenai sesuatu yang telah dilihat /didengar.b.      Memori semantic (semantic memory)
Berisi tentang fakta dan informasi tergeneralisasi yang telah diketahui sebelumnya, konsep-konsep prinsip, dan cara menggunakan informasi tersebut, serta keterampilan pemecahan masalah dan strategi belajar.c.       Memori procedural (procedural memory)
Menunju pad apengetahuan tentang cara mengerjakan sesuatu, t erutama alam mengerjakan tugas-tugas fisik. Jenis memori ini disimpan dalam serangkaian pasangan stimulus-respon. 
  1. Lupa dan Ingat.
Salah satu alasan penting orang mengalami lupa adalah karena faktor interferensi. Interferensi terjadi apabila informasi bercampur dengan atau tergeser oleh informasi yang lain. Salah satu bentuk interferensi adalah ketika orang mengalami hambatan dalam melakukan rehersal atas informasi yang dimiliki karena adanya informasi lain.Interferensi ada 2 bentuk :
  1. Interferensi tetro aktif terjadi apabila informasi yang telah dipelajari mengganggu siswa dalam mempelajari infomasi berikutnya.
  1. Interferensi proaktif, terjadi apabila informais yang baru dipelajari mengganggu seseorang dalam mengingat informasi yang telah dipelajari sebelumnya.
Cara untuk mengurangi interfernsi retro aktif.
  1. Konsep yang sama atau yang memiliki karakteristik sama hendaknya tidak diajarkan dalam waktu yang berdekatan.
  1. Menggunakan metode pembelajaran yang berbeda dalam mengajarkan konsep yang sama, menggunakan metode pembelajaran bervariasi dalam mengajarkan konsep yang sama.
Bentuk pelancaran dalam membangkitkan ingatan.a.       Pelancaran proaktif
Yaitu seseorang akan mengingat informasi sebelumnya apa bila informasi yang baru dipelajari memiliki karakteristik yang sama.b.      Penalaran retro aktif.
Yaitu seseorang yang mempelajari informasi baru akan memantapkan ingatan informasi yang telah dipelajari.        TEORI KONTRUKTIVISMEA. Pandangan Teori Belajar KonstruktivismeSalah satu prinsip psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak begitu saja memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi siswa yang harus aktif membangun pengetahuan dalam pikiran mereka. Tokoh yang berperan pada teori ini adalah Jean Piaget dan Vygotsky. Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Beda dengan aliran behavioristik yang memahami hakikat belajar sebagai kegiatan yang bersifat mekanistik antara stimulus respon, kontruktivisme lebih memahami belajar sebagai kegiatan manusia membangun atau menciptakan pengetahuan dengan memberi makna pada pengetahuannya sesuai dengan pengalamanya. Pendekatan konstruktivisme mempunyai beberapa konsep umum seperti:·         Pelajar aktif membina pengetahuan berasaskan pengalaman yang sudah ada.
·         Dalam konteks pembelajaran, pelajar seharusnya membina sendiri pengetahuan mereka.
  • Pentingnya membina pengetahuan secara aktif oleh pelajar sendiri melalui proses saling mempengaruhi antara pembelajaran terdahulu dengan pembelajaran terbaru.
  • Unsur terpenting dalam 
    teori ini ialah seseorang membina pengetahuan dirinya secara aktif dengan cara membandingkan informasi baru dengan pemahamannya yang sudah ada.
  • Ketidakseimbangan merupakan faktor 
    motivasi pembelajaran yang utama. Faktor ini berlaku apabila seorang pelajar menyadari gagasan-gagasannya tidak konsisten atau sesuai dengan pengetahuan ilmiah.
  • Bahan pengajaran yang disediakan perlu mempunyai perkaitan dengan pengalaman pelajar untuk menarik minat pelajar.
Salah satu teori atau pandangan yang sangat terkenal berkaitan dengan teori belajar konstruktivisme adalah teori perkembangan mental Piaget yang merupakan bagian dari teori kognitif juga. Teori ini biasa juga disebut teori perkembangan intelektual atau teori perkembangan kognitif. Teori belajar tersebut berkenaan dengan kesiapan anak untuk belajar, yang dikemas dalam tahap perkembangan intelektual dari lahir hingga dewasa. Setiap tahap perkembangan intelektual yang dimaksud dilengkapi dengan ciri-ciri tertentu dalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan. Misalnya, pada tahap sensori motor anak berpikir melalui gerakan atau perbuatan (Ruseffendi, 1988: 132).B.     Pembelajaran Menurut Teori Belajar Konstruktivisme
Sebagaimana telah dikemukakan bahwa menurut teori belajar konstruktivisme, pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari pikiran guru ke pikiran siswa. Artinya, bahwa siswa harus aktif secara mental membangun struktur pengetahuannya berdasarkan kematangan kognitif yang dimilikinya. Dengan kata lain, siswa tidak diharapkan sebagai botol-botol kecil yang siap diisi dengan berbagai ilmu pengetahuan sesuai dengan kehendak guru.Sehubungan dengan hal di atas, Tasker (1992: 30) mengemukakan tiga penekanan dalam teori belajar konstruktivisme sebagai berikut. Pertama adalah peran aktif siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan secara bermakna. Kedua adalah pentingnya membuat kaitan antara gagasan dalam pengkonstruksian secara bermakna. Ketiga adalah mengaitkan antara gagasan dengan informasi baru yang diterima.Wheatley (1991: 12) mendukung pendapat di atas dengan mengajukan dua prinsip utama dalam pembelajaran dengan teori belajar konstrukltivisme. Pertama, pengetahuan tidak dapat diperoleh secara pasif, tetapi secara aktif oleh struktur kognitif siswa. Kedua, fungsi kognisi bersifat adaptif dan membantu pengorganisasian melalui pengalaman nyata yang dimiliki anak.Kedua pengertian di atas menekankan bagaimana pentingnya keterlibatan anak secara aktif dalam proses pengaitan sejumlah gagasan dan pengkonstruksian ilmu pengetahuan melalui lingkungannya. Bahkan secara spesifik Hudoyo (1990: 4) mengatakan bahwa seseorang akan lebih mudah mempelajari sesuatu bila belajar itu didasari pada apa yang telah diketahui orang lain. Oleh karena itu, untuk mempelajari suatu materi yang baru, pengalaman belajar yang lalu dari seseorang akan mempengaruhi terjadinya proses belajar tersebut.Berdasarkan hasil analisis Akhmad Sudrajat terhadap sejumlah kriteria dan pendapat sejumlah ahli, Widodo, (2004) menyimpulkan tentang lima unsur penting dalam lingkungan pembelajaran yang konstruktivis, yaitu:a.      Memperhatikan dan memanfaatkan pengetahuan awal siswaKegiatan pembelajaran ditujukan untuk membantu siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan. Siswa didorong untuk mengkonstruksi pengetahuan baru dengan memanfaatkan pengetahuan awal yang telah dimilikinya. Oleh karena itu pembelajaran harus memperhatikan pengetahuan awal siswa dan memanfaatkan teknik-teknik untuk mendorong agar terjadi perubahan konsepsi pada diri siswa.b.      Pengalaman belajar yang autentik dan bermaknaSegala kegiatan yang dilakukan di dalam pembelajaran dirancang sedemikian rupa sehingga bermakna bagi siswa. Oleh karena itu minat, sikap, dan kebutuhan belajar siswa benar-benar dijadikan bahan pertimbangan dalam merancang dan melakukan pembelajaran. Hal ini dapat terlihat dari usaha-usaha untuk mengaitkan pelajaran dengan kehidupan sehari-hari, penggunaan sumber daya dari kehidupan sehari-hari, dan juga penerapan konsep.c.       Adanya lingkungan sosial yang kondusif,Siswa diberi kesempatan untuk bisa berinteraksi secara produktif dengan sesama siswa maupun dengan guru. Selain itu juga ada kesempatan bagi siswa untuk bekerja dalam berbagai konteks sosial.d.      Adanya dorongan agar siswa bisa mandiriSiswa didorong untuk bisa bertanggung jawab terhadap proses belajarnya. Oleh karena itu siswa dilatih dan diberi kesempatan untuk melakukan refleksi dan mengatur kegiatan belajarnya.e.       Adanya usaha untuk mengenalkan siswa tentang dunia ilmiah.Sains bukan hanya produk (fakta, konsep, prinsip, teori), namun juga mencakup proses dan sikap. Oleh karena itu pembelajaran sains juga harus bisa melatih dan memperkenalkan siswa tentang “kehidupan” ilmuwan.Pembelajaran kontruktuvisme merupakan pembelajaran yang cukup baik dimana siswa dalam pembelajaran terjun langsung tidak hanya menerima pelajaran yang pasti seperti pembelajaran bihavioristik. Misalnya saja pada pelajaran pkn, tentang tolong menolong dan siswa di tugaskan untuk terjun langsung dan terlibat mengamati suatu lingkungan bagaimana sikap tolong menolong terbangun. Dan setelah itu guru memberi pengarahan yang lebih lanjut. Siswa lebih mamahami makna ketimbang konsep C.    Ciri-Ciri Pembelajaran Secara Kontruktivisme
Adapun cirri-ciri pebbelajaran secara kontruktivisme adalah:·         Member peluang kepada murid membina pengetahuan baru melalui penglibatan dalam dinia sebenarnya
·         Memperhitungkan kondisi siswa sebagai panduan merancang pengajaran
·         Menyokong pembelajaran secara kooperatif
·         Menggalakkan, menerima daya usaha autonomi murid
·         Menggalakkan murid bertanya dan berdialog dengan murid dan guru
·         Menganggap pembelajaran sebagai suatu proses yang sma penting dengan hasil pembelajaran
·         Menggalakkan proses inkuiri murid melalui kajian dan eksperimen
 D.    Prinsip-Prinsip Kontruktivisme
Secara garis besar, prisip kontruktifisme yang di terapkan dalam belajar mengajar adalah:·         Pengetahuan di bangun oleh siswa sendiri
·         Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru kemurid, kecuali hanya dengan keaktifan murid sendiri untuk menalar
·         Murid aktif mengkontruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep ilmiah
·         Guru membantu sekedar menyediakan saran agar proses kontrusi berjalan lancer
·         Menghadapi maslah yang relevan dengan siswa
·         Sttruktur pembelajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan
·         Mencari dan menilai pendapat siswa
·         Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa
Dari semua itu hanya ada satu prinsip yang paling penting adalah guru tidak hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun pengetahuan didalam benaknnya sendiri. Seorang guru dapat membantu proses ini dengan cara-cara mengajar yang membuat informasi menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan mengajak siswa agar menyadari serta menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar.

 

0 komentar:

Posting Komentar